Berita  

KEJADIAN KEMATIAN PASIEN DI MALUKU BARAT DAYA: KELUARGA TUNTUT KEJELASAN, PAKAR HUKUM MENYARANKAN PENANGANAN TEGAS

BABAR BARAT, KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA (21/12/2025)

teleskopupdate.com-Keluarga Alm. Bpk. Modestus Rumpopoi mendesak pihak terkait memberikan kejelasan penuh terkait kematian sang bapak yang mereka klaim akibat pelayanan medis terlambat, cuek, dan tidak bertanggung jawab di Puskesmas Bebar Kumur pada Rabu (4/12/2025) pagi. Pernyataan ini disampaikan setelah terungkap bahwa tenaga medis di puskesmas tersebut memprioritaskan acara pernikahan perawat daripada melayani pasien dalam kondisi kritis.

 

Prof Dr Sutan Nasomal SH MH, Pakar Hukum Internasional dan Ekonom, menyatakan kesalahannya terhadap kejadian tersebut dan meminta Gubernur Maluku bersama Bupati Maluku Barat Daya mengambil tindakan tegas, termasuk mempertimbangkan pemecatan jika terbukti ada pelalaian tugas. “Pelayanan kesehatan adalah tugas pokok yang tidak boleh ditinggalkan demi acara lain. Jika terbukti melalaikan fungsi, perlu ada konsekuensi yang jelas, bahkan bisa sampai pemecatan dari PNS,” ujarnya saat diwawancarai di kantor Markas Pusat Partai Oposisi Merdeka Jakarta, Sabtu (20/12/2025).

 

KRONOLOGI KEJADIAN

Kejadian dimulai pada Senin (25/11/2025) pukul 23.00 WIB, ketika Bpk. Modestus mengalami kecelakaan yang melukai lengan kiri bagian siku. Keluarga segera mengantarkannya ke Puskesmas Bebar Kumur dan tiba pada pukul 01.00 WIB keesokan harinya. Luka kemudian dijahit oleh dokter dan proses pelayanan berjalan lancar.

Baca Juga =  Giat sosial team sahabat Teddy Evakuasi warga Mendingin Raka 13 Tahun 5 September 2024

 

Pada Selasa (26/11/2025), keluarga meminta izin pulang ke Desa Bebar Timur sesuai petunjuk medis, dan kembali untuk kontrol pada hari berikutnya (27/11/2025). Pasien diberi obat dan izin pulang lagi karena kekurangan bahan makanan yang dibutuhkan, permintaan yang disetujui pihak puskesmas.

 

Masalah muncul pada Senin (2/12/2025) pukul 08.00 WIB, ketika darah keluar dari bagian luka yang dijahit. Y L, salah satu anggota keluarga, menghubungi Dr. Cicik Mey Setyowati melalui WhatsApp untuk meminta pertolongan, menyampaikan kondisi pasien yang lemah dan dalam keadaan kritis. Namun, dokter menjawab bahwa dia beserta seluruh petugas harus menghadiri acara pernikahan perawat di Desa Kuai dan tidak ada yang bisa tinggal untuk melayani.

 

“Meskipun kami tegaskan kondisi pasien sangat kritis dan meminta setidaknya satu tenaga medis tetap berada di puskesmas, permintaan itu ditolak. Kami terpaksa menunggu dengan penuh ketakutan sampai keesokan harinya,” ujar anggota keluarga.

 

Pada Selasa (3/12/2025) pagi, keluarga mengangkut pasien ke puskesmas menggunakan tempat tidur pribadi dan bertemu dengan perawat Guntur. Dokter kemudian datang dan melayani, serta menyetujui permintaan agar pasien tinggal di puskesmas karena kondisi lemah. Namun, baru beberapa saat kemudian keluarga diberitahu bahwa puskesmas akan tutup pukul 13.00 WIB dan pasien harus segera keluar.

Baca Juga =  "Terhalang Kabut, Bus Ranau Indah Masuk Jurang Sedalam 50 Meter. Di Way Tenong,

 

Keluarga menawarkan untuk membawa genset karena puskesmas tidak memiliki penerangan yang memadai dan pulang untuk mengambilnya. Namun, saat dalam perjalanan, mereka menerima panggilan bahwa pasien harus dikeluarkan segera. Ketika kembali ke rumah pasien yang berada di rumah saudara di Dusun Bebar Barat, keluarga diminta menunggu kedatangan petugas medis.

 

“Kami menunggu dari pukul 15.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB keesokan harinya tanpa ada satupun petugas yang datang. Darah terus keluar dari luka pasien. Baru pada pukul 05.00 WIB, dokter memerintahkan perawat Guntur dan mantri untuk datang dengan alat medis,” jelas keluarga.

 

Petugas medis tiba pada pukul 08.30 WIB, namun Bpk. Modestus sudah tidak sadar dan kondisi sangat kritis. Saat proses penanganan belum selesai, sang bapak menghembuskan nafas terakhir pada pukul 09.00 WIB.

 

KELUARGA TUNTUT KEJELASAN

Baca Juga =  Status Tanah dan Pembangunan Gedung Sekretariat PCNU OKU Dipertanyakan: Utang Menggantung, Dokumen Tak Jelas

 

Keluarga menyampaikan rasa kecewa yang mendalam terhadap pelayanan yang diberikan. “Nyawa orang bukan mainan. Kami ingin tahu mengapa pelayanan terlambat, apakah ada kesalahan yang jelas yang menyebabkan kematian, dan tindakan apa yang akan diambil oleh pihak puskesmas serta Dinas Kesehatan untuk mencegah kasus serupa,” tegas salah satu anggota keluarga.

 

Pihak Puskesmas Bebar Kumur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Barat Daya belum memberikan tanggapan resmi terkait kasus ini hingga berita ini diterbitkan.

Narasumber. Prof.Nasomal SH.MH

Print Friendly, PDF & Email